Identifikasi Elemen Logistik Kota Batam Sebagai Hub Logistik Asean
DOI:
https://doi.org/10.46730/japs.v1i3.19Kata Kunci:
Identifikasi; Elemen; Logistik; BatamAbstrak
Kota Batam merupakan salah satu kota yang potensial dikembangkan menjadi Hub Logistik ASEAN. Kondisi geografis yang berupa perbatasan Indonesia dan lokasi yang dekat dengan selat Malaka menjadikan Kota Batam banyak dilalui oleh kapal serta menjadi salah satu jalur logistik yang ramai. Dalam merencanakan pengembangan kualitas logistik maka perlu diketahui elemen prioritas logistik yang menjadi titik tumpu. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara serta data sekunder dari jurnal kemudian dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh akan diolah dengan triangulasi, reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Elemen infrastruktur menjadi elemen prioritas yang harus dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilititas Kota Batam sebagai Hub Logistik ASEAN. Elemen tersebut dimasukkan pada elemen perencanaan strategic, tactical dan operasional berupa layanan pelanggan, ketersediaan tempat penyimpanan serta kemudahan akses termasuk di dalamnya pengembangan program logistik secara digital. Selain itu elemen tersebut berkaitan erat dengan kemudahan pengiriman, layanan logistik, tracking dan tracing serta mempercepat waktu pengiriman yang dikelola dan dikembangkan oleh BP Batam, Disperindag, PT Pelindo, MRO Hang Nadiem dan PT Citra Shipyard. Elemen kepabean dikelola langsung oleh Bea Cukai sebagai pemegang dan penegakan kebijakan hukum serta identitas lalu lintas barang. Identifikasi elemen logistik dapat menjadi titik ukur perencanaan pengembangan Kota Batam sebagai Hub Logistik ASEAN.
Referensi
Chandra, A., & Rahardjo, S. T. (2013). Analisis Kinerja Distribusi Logistik Pada Pasokan Barang Dari Pusat Distribusi Ke Gerai Indomaret Di Kota Semarang (Doctoral Dissertation, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis).
Davis, H. W., & Drumm, W. (2011). Logistic Cost And Service. In Annual Global Conference, Council Of Supply Chain Management Professionals, Philadelphia.
Kurniawan, W. Free Trade Zone Sebagai Salah Satu Wujud Implementasi Konsep Disentralisasi. Jurnal Selat, 4(2), 160-189.
Krismiyati, K. (2017). Manajemen Logistik Dalam Menunjang Kegiatan Operasi Pencarian Dan Pertolongan Pada Kantor Search And Rescue (Sar) Kelas A Biak. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, 7(1), 46-54.
Liun, E. & S.M.L. Raja. 2016. Peran Strategis Pulau Batam Di Bidang Energi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016 Batam 4-5 Agustus 2016, 185-192
Mulyadi, M. (2011). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128-137.
Subekti, S., & Jayawati, D. (2017). Perbandingan Logistic Performance Index (Lpi) Dan Purchasing Manager’s Index (M-Pmi) Dalam Mengevaluasi Kinerja Logistik Indonesia. Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik, 1(1), 43-55.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Kebijakan Keuangan Negara
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007
KEPRES No. 41 Tahun 1973
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2012
Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 10 Tahun 2011
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Yang Menjalankan Tugas Pelayanan Adminstratif Publik